Oleh :
alif abrori
A. Pendahuluan.
Suatu
karya tulis ilmiah berkaitan dengan suatu karya tulis yang dihasilkan
dari suatu penelitian yang merupakan hasil temuan seseorang yang dibuat
berdasarkan suatu metode penelitian tertentu yang dilakukan sebagai
suatu upaya untuk mendapatkan suatu kebenaran.
Prof.
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pada umumnya manusia memiliki sifat
untuk mencari kebenaran, dimana dalam usahanya untuk mencari kebenaran
tersebut, manusia dapat menempuh berbagai macam cara, baik yang dianggap
sebagai usaha yang tidak ilmiah, maupun yang dapat dikualifikasikan
sebagai kegiatan ilmiah.[3]
Di
kalangan masyarakat ilmiah dalam hal ini dunia pendidikan tinggi,
hampir dapat dipastikan akan bersinggungan dengan kegiatan penulisan
karya tulis ilmiah. Namun seringkali sebagian orang membayangkan akan
adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam mengawali serta
membuat suatu karya tulis ilmiah. Perasaan sulit untuk mengawali dan
menentukan suatu karya tulis ilmiah tersebut, sering kali dialami oleh
banyak mahasiswa. Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak pihak lain
yang mengalami hal yang sama. Sangat disayangkan apabila asumsi bahwa
membuat karya tulis ilmiah adalah sulit, dijadikan alasan bagi mahasiswa
maupun banyak pihak untuk menghindari membuat suatu karya tulis ilmiah.
Apabila
ditelusuri lebih lanjut, dapat dipahami bahwa dalam pembuatan suatu
karya tulis ilmiah akan lebih mudah apabila seseorang terlebih dahulu
mencoba untuk mengetahui langkah awal apakah yang harus dilakukan
olehnya. Artinya Seseorang harus menentukan langkah awal dalam membuat
suatu karya tulis ilmiah. Langkah awal yang dimaksud adalah dengan
berupaya mengetahui mengenai latar belakang munculnya keinginan untuk
membahas suatu permasalahan, kemudian mencoba merumuskan masalah serta
menentukan tujuan dari dilakukannya penelitian terhadap permasalahan
tersebut.
Dengan
demikian, perlu untuk diketahui lebih lanjut, kiat atau upaya apakah
yang perlu diketahui dalam menentukan latar belakang, merumuskan masalah
hingga menetapkan tujuan penelitian tersebut, sehingga dapat
mempermudah seseorang untuk menentukan langkah awalnya dalam membuat
atau menulis suatu karya tulis ilmiah.
B. Hal-Hal Penting yang Perlu Diketahui Sebelum Memulai Pembuatan Suatu Karya Tulis Ilmiah.
Sebelum
membahas secara teori, perlu untuk diketahui adanya beberapa hal yang
menjadi perhatian utama dalam memulai pembuatan suatu karya tulis
ilmiah, diantaranya:
- Penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan dijadikan patokan dalam menulis sekaligus melakukan penggalian data awal.
- Mencoba menganalisis data awal yang diperoleh pada kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah tersebut.
- Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut.
- Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan, dan pada akhirnya merumuskan atau menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.
Ad.1. Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum membuat tulisan ilmiah.
Langkah
pertama yang harus dilakukan seseorang apabila hendak menulis suatu
tulisa ilmiah adalah menentukan tema dari suatu tulisan tersebut. Ada kalanya dalam mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah, tema tulisan telah ditentukan oleh panitia lomba.
Apabila telah ditentukan, akan lebih mengarahkan si penulis dalam
membuat suatu karya ilmiah. Sebaliknya, apabila belum ditentukan tema
tulisan seperti dalam hal penulisan skripsi, maka penulis mendapat
kebebasan dalam menentukan sendiri tema tulisan yang disukainya ataupun
yang lebih dimengerti olehnya.
Langkah
berikutnya, apabila telah ditentukan tema yang akan diteliti, maka
penulis harus melakukan penggalian data awal dengan cara mencari
informasi mengenai tema yang akan diteliti atau ditulis. Prof. Suharsimi
Arikunto menjelaskan ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
mengumpulkan informasi, yakni didasarkan pada 3 obyek yang berupa
tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place).[4] Untuk mempermudah mengingatnya dapat disingkat Tiga P (Three P).
Adapun yang dimaksud dengan Tiga P tersebut adalah : [5]
- Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah,surat kabar atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
- Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
- Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang terdapat di tempat penelitian. Artinya melihat dan mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan sekitar.
Biasanya,
berdasarkan ketiga obyek tersebut (tidak harus ketiga obyek tersebut,
karena mungkin saja hanya melalui salah satu obyek dari Tiga P tersebut
seseorang mendapatkan data awal yang dianggapnya cukup), seorang penulis
dapat menggali data yang diperlukan dalam memulai suatu penulisan karya
ilmiah. Akan sangat sulit bagi seseorang untuk menulis suatu karya
ilmiah jika tidak memiliki data awal yang akan dipaparkan dalam bagian
latar belakang, hal ini dikarenakan data awal akan menunjukkan betapa
pentingnya suatu tulisan tersebut sehingga menggambarkan suatu latar
belakang yang menjadi dasar dalam merumuskan suatu permasalahan.
Ad.2. Menganalisis data awal untuk dijadikan latar belakang tulisan.
Data awal yang didapat melalui pengumpulan informasi berdasarkan obyek tertentu, (dalam hal ini baik melalui Paper, Person ataupun Place),
kemudian dicoba untuk dianalisis. Apabila masuk ke tahap ini, maka
untuk mempermudah menganalisisnya, perlu ditentukan bahwa data awal
tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat[6].
Biasanya merupakan fakta, fenomena, kasus yang didapat langsung dari
lapangan, termasuk informasi langsung dari masyarakat, kebiasaan yang
muncul dihadapan penulis, ataupun kasus hukum yang terjadi disekitar.
Singkatnya merupakan suatu data yang belum diolah.
Sedangkan
data sekunder merupakan data yang telah diolah, mencakup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud
laporan, buku harian termasuk dokumen pribadi dan data sekunder yang bersifat publik seperti data arsip dan data resmi lainnya.[7]
Apabila
kedua data telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menganalisis dengan cara melakukan perbandingan, mencari hubungan atau
korelasi antar data ataupun mencari kesenjangan antara data yang
didapat. Sistem menganalisis ini tidak terlepas dari logika berpikir
yang digunakan oleh si penulis, apakah akan menggunakan logika deduktif
(dari luas ke sempit) atau secara induktir (dari sempat ke luas).
Apabila telah ditentukan logika berpikirnya, akan mempermudah pula dalam
menganalisis. Setelah dianalisis, biasanya akan muncul motivasi dari si
penulis serta alasan dipilihnya tema permasalahan tersebut. Pada
akhirnya, diujung penulisan latar belakang, akan dijelaskan harapan yang
ingin dicapai oleh seorang penulis melalui karya ilmiah tersebut.
Berikut gambaran membuat latar belakang berdasarkan logika berpikir yang dipilih untuk digunakan oleh si penulis :
Skema membuat latar belakang
Logika berpikir yang digunakan
Deduktif Induktif
(dari luas ke sempit) (dari sempit ke luas)
(dari teori ke fakta) (dari fakta ke teori)
Membuat pemaparan Membuat pemaparan
Secara teoritis berdasarkan fakta
(dari UU dll) atau kasus
pemaparan berupa pemaparan secara
kasus, fenomena teoritis (UU & teori2)
Ada analisis
Memuat motivasi (motif) si peneliti serta alasan memilih variabel judul
Menjelaskan harapan yang ingin dicapai
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat suatu latar belakang perlu diketahui beberapa hal berikut ini :
- Latar belakang merupakan suatu gambaran ringkas tema dari penelitian atau tema tulisan.
- Latar belakang dapat dibuat dengan mendasarkan pada kenyataan yang terjadi dilapangan, berupa fenomena, kasus, data dan fakta (Das sein) serta berdasarkan keadaan yang sebaiknya atau seharusnya terjadi menurut teori atau peraturan (Undang-Undang) yang berlaku. (Das sollen)
- Latar belakang harus memuat motivasi penulis yang dibuat setelah membandingkan dan menganalisis ke dua hal tersebut pada point 2.
- Latar belakang juga harus menjelaskan alasan memilih tema dan judul tulisan, baik alasan sesuai bidang ilmi maupun berdasarkan faktor yang menarik dari permasalahan tersebut.
- Latar belakang juga harus memaparkan hal yang diharapkan untuk didapat dari hasil tulisan atau penelitian tersebut.
Ad.3. Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang.
Prof.
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa suatu masalah sebenarnya merupakan
suatu proses yang mengalami halangan didalam mencapai tujuannya.
Biasanya halangan tersebut hendak diatasi, dan hal inilah yang antara
lain menjadi tujuan suatu suatu penelitian.[8] Meskipun demikian, dalam pemilihan masalah tetap perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya :[9]
- Kemampuan penulis, dalam hubungannya dengan penguasaan teoritis dan metodologis.
- Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu
- Kemungkinan memperoleh data yang ada harus kuat.
- apakah masalah yang hendak diteliti itu penting dan berfaedah bagi negara, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain :
- Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
- Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum.
- Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data.
- Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang ada.
- Berdasarkan teori dasar hukum.
Untuk
merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila
lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan “bagaimana” atau
“mengapa” subyek hukum, obyek hukum (hak dan
kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap
fakta ataupun teori yang ditemukan pada data awal.
- Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran :
- Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori)
- Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori)
- Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).
Berikut ini contoh menggunakan cara yang sederhana dalam mengidentifikasikan suatu permasalahan sekaligus merumuskan suatu masalah dengan berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Contoh 1.
Diringkas dari skripsi milik Ainal Ikram (Mahasiswa Fakultas Hukum Unsri Angkatan 1998) dengan judul : Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak atas Domain Name ditinjau dari aspek HaKI.
|
Contoh 2
Diringkas
dari Karya ilmiah milik Agus Kurniawan (Mahasiswa Fakultas Hukum
Angkatan 1999) dengan Judul : Perlindungan Rempah-Rempah Indonesia dari Praktek Biopiracy menurut sistem hukum HaKI
Adapun
hal-hal yang berkaitan dengan perumusan masalah ini, maka kiat yang
perlu diperhatikan dalam membuat atau merumuskan masalah, antara lain :
- Perumusan masalah merupakan rangkaian kata yang membentuk kalimat yang mengungkapkan pilihan masalah (kesenjanagan antara data yang dimiliki) yang diambil oleh penulis untuk diteliti.
- Gunakan kata-kata yang sederhana dengan konsep yang jelas, tidak mengandung makna ganda dan tidak bombastis
- Gunakan kata tanya yang efektif, tidak wajib menggunakan tanda tanya dibelakang kalimat.
- Perumusan masalah harus sesuai dengan tema, fokus dan variabel tulisan, jangan melebar.
- Sudut pandang ilmu yang dikaji jelas terlihat pada rumusan masalah tersebut.
Apabila masih mengalami kesalahan dalam merumuskan masalah, maka hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan : [10]
- Mengumpulkan data tanpa perencanaan yang terinci
- Mengambil data yang sudah tersedia dan berusaha untuk memaksakan perumusan masalahnya.
- Merumuskan tujuan secara umum dan meragukan sehngga interprestasi hasil dan kesimpualn tidak sahih (valid).
- Tidak menyebutkan batasan (limitation) dalam pendekatannya, baik diungkapkan secara eksplisit maupun implisit, yang berguna untuk membatasi kesimpulan dan penerapannya pada situasi lain.
Ad.4. Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup suatu tulisan.
Apa
yang hendak dicapai dalam suatu penelitian maupun tulisan, hendaknya
dikemukakan dengan jelas dan tegas. Perlu pula diingat bahwa antara
masalah, tujuan dan kesimpulan yang kelak diperoleh harus sikron.
Artinya tujuan dibuat berdasarkan rumusan permasalahan, dan ini
berkaitan erat dengan kesimpulan yang ingin dibuat.
Jika
masalah dirinci menjadi 4 (empat) hal maka tujuan penelitian harus
meliputi keempat hal tersebut dan pada akhirnya dari keempat hal
tersebut akan diperoleh kesimpulan yang meliputi keempat hal tersebut.[11]
Selanjutnya
terhadap manfaat yang hendak dicapai, perlu diketahui bahwa manfaat
harus dibuat dengan memperhatikan dua aspek yaitu aspek teoritis (
manfaat yang timbul dari penelitian bagi ilmu yang dikaji) dan aspek
praktis (manfaat yang timbul dari penelitian melalui aplikasi ilmu yang
bersaangkutan seperti ditujukan kepada pemerintah, atau instansi maupun
masyarakat yang bersangkutan secara khusus).
Manfaat
tulisan dapat berfungsi untuk membantu merumuskan saran pada penelitian
atau karya tulis, karena melalui manfaat, penulis mempunyai batasan
terhadap apa yang menjadi solusi bagi permasalahan.
Sementara
penentuan ruang lingkup sangat dibutuhkan, terutama apabila judul yang
dibuat terlalu singkat, ataupun motif dari penuis masih abstrak.
Diharapkan melalui penentuan ruang lingkup ini akan mempermudah si
penulis dalam menentukan ruang gerak serta batasan pembahasan agar tidak
melebar dari tujuan penulisan.
Demikianlah
4 (empat) hal yang dapat dijadikan pedoman, kiat ataupun cara untuk
menentukan langkah pertama dalam membuat suatu tulisan ilmiah. Apabila
si penulis telah mampu menentukan langkah awal tersebut, barulah dapat
ditarik suatu variabel yang mewakili latar belakang maupun rumusan
masalah dan tujuannya, yang dikenal sebagai Judul Tulisan. Meskipun
secara teori, judul harus ditulis paling duluan, namun secara praktek,
munculnya judul dapat dibuat belakangan setelah si penulis dapat
menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan.
Hal-hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam menentukan judul adalah :
- Judul penelitian dibuat harus menggambarkan atau mewakili permasalahan, dapat dirumuskan secara ringkas singkat dan jelas atau dapat pula selengkap mungkin. Judul yang ditulis lengkap dimungkinkah apabila benar-benar ingin mewakili permasalahan. Secara garis besar, judul penelitian yang lengkap adalam mencakup :
- Sifat dan jenis penelitian
- Obyek yang diteliti
- Subyek penelitian
- Lokasi atau daerah penelitian.
- Judul harus menggambarkan pentingnya masalah yang akan diangkat..
- Judul harus menarik minat pembaca
- Judul harus memuat variabel-variabel yang mendukung, melengkapi atau dapat pula mandiri.
Apabila telah
berhasil menjalani langkah awal ini, kemudian berhasil menentukan judul
yang tepat, maka penulis dapat menggunakan latar belakang, rumusan
masalah dan tujuan penulisan yang telah dibuat dan ditentukan untuk
menggunakan metode penelitian yang tepat guna mendapatkan jawaban atas
rumusan permasalahan tersebut.
Patut
pula untuk diingat, bahwa dalam menentukan tulisan yang akan dibuat, si
penulis harus tetap memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Tulisan
harus asli atau original. Bukan jiplakan dari milik orang lain, dan
harus jujur dalam mencantumkan kutipan yang digunakan selama penulisan.
2. Tema
tulisan merupakan minat utama dari si penulis. Hal ini untuk
mempermudah meningkatkan semangat serta memunculkan motivasi yang kuat
guna menyelesaikan penulisan hingga dicapai apa yang diinginkan.
3. Tulisan tersebut mempunyai manfaat, baik bagi si penulis maupun secara umum (keilmuan).
4. Penelitian
mengenai tema tulisan tersebut harus dapat dilaksanakan (bukan hal yang
mustahil untuk diteliti atau tidak terlalu menyulitkan bagi si penulis)
5. Penelitian
dapat dilaksanakan, tergambar atau terlihat dari ada tidaknya faktor
yang mendukung, seperti fasilitas kepustakaan, informan, maupun
birokrasi yang akan dihadapi.
C. Kesimpulan
Berdasarkan
apa yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
untuk mempermudah dalam menulis suatu karya tulis ilmiah maka seorang
penulis harus dapat menentukan langkah awal yang harus diambil dalam
memulai suatu tulisan, yakni penulis harus melakukan beberapa kegiatan
sebelum membuat suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang
akan dijadikan patokan dalam menulis sekaligus melakukan penggalian data
awal, kemudian menganalisis data awal yang diperoleh pada kegiatan
sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu latar belakang yang baik
bagi pembuatan karya tulis ilmiah tersebut. Selanjutnya merumuskan
masalah berdasarkan latar belakang tersebut. Terakhir menentukan tujuan,
manfaat maupun ruang lingkup tulisan, dan pada akhirnya merumuskan atau
menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.
Apabila
langkah awal tersebut telah dilaksanakan, maka akan lebih mudah bagi si
penulis untuk menindaklanjuti penulisan karya ilmiahnya, dengan
menentukan judul serta memperhatikan ketentuan dalam membuat suatu
tulisan. Baru kemudian mencoba menentukan metode ilmiah yang
bagaimanakah yang tepat digunakan terhadap latar belakang, rumusan
masalah dan tujuan penulisan yang telah ditentukan tersebut.
D. Daftar Pustaka
Ainal Ikram. 2003. Skripsi (karya ilmiah yang tidak dipublikasikan). Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak atas Domain Name Ditinjau dari Aspek HaKI. FH Unsri : Inderalaya
Agus Kurniawan. 2003. (Karya ilmiah yang diperlombakan dalam Mahasiswa Berprestasi 2003). Perlindungan Rempah-Rempah Indonesia dari Praktek Biopiracy Menurut Sistem Hukum HaKI. FH Unsri : Inderalaya.
Maria. S. W. Sumardjono. 1989. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM.
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. :UI Press
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar