Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Theme From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 01 Desember 2014

MENJAJAL SALAH SATU PENINGGALAN KOLONIAL DI UJUNG BARAT PULAU MADURA


MENJAJAL SALAH SATU PENINGGALAN KOLONIAL DI UJUNG BARAT PULAU MADURA


Bangkalan, 30 november 2014.
Diawali oleh kegiatan belajar bersama yang dilaksanakan Komunitas Studi Linux Pamekasan bersama Komunitas Blogger Plat-M di Kabupaten Bangkalan kemarin. Tercetuslah sebuah keinginan untuk menjajal salah satu peninggalan Belanda yang ada di Kabupaten Bangkalan. Wacana tersebut muncul pas selesainya acara, kami merasa kebingungan mencari destinasi wisata yang ada di Bangkalan. Maka dari itu saya menanyakan ke salah satu teman yang asli Bangkalan yakni Mas Isnain. Di rekomendasikanlah olehnya mercusuar yang ada di ujung Kabupaten Bangkalan, mercusuar Z.M.WILLEM.III namanya.
Tak mau buanag-buang waktu, kami langsung bergegas karena waktu menunjukkan sudah memasuki waktu Shalat Dzuhur. Jadi kami sepakati bahwa kami akan shalat dan makan siang sekaligus ziarah terlebih dahulu di makam Syaikhona Kholil, yang kebetulan searah dengan tujuan kami yakni mercusuar Z.M.WILLEM . III.
Setelah selesai istirahat, Shalat, dan Ziarah, waktu menunjukkan jam 13.00, maka kami langsung lanjutkan perjalanan karena kami harus balik ke Pamekasan pada hari itu juga. Kami menuju mercusuar Z.M.WILLEM.III dengan bantuan teknologi pemetaan besutan GOOGLE, yakni GOOGLE MAPS. Ya, sebab tak seorangpun dari kami yang tau dimana mercusuar Z.M.WILLEM.III itu berada. Kurang lebih 30 menit perjalanan dari Wisata Religi Makam Syaikhona Kholil, sampailah kami di Desa Ujung Piring, nama Desa dimana mercusuar Z.M.WILLEM.III itu berada.

Mercusuar Z.M.Willem.III konon merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Kabupaten Bangkalan, tercatat semenjak tahun 1878. Bangunan ini berdiri menjualang dengan 17 lantai, kira-kira tingginya 90 meter, dengan keseluruhan bangunan terbuat dari besi, mulai dari tangga, jendela, sampai dinding-dinding terbuat dari besi. Dari ujung mercusuar kita dapat melihat dengan leluasa lalu-lalang kapal-kapal dagang besar, dan indahnya matahari sore di Selat Madura. Mercusuar Z.M.Willem ini berada di  Kabupaten Bangkalan tepatnya 7 KM ke arah selatan dari pusat Kabupaten, tepatnya di Desa Ujung Piring, Kecamatan Bangkalan. Terus terang banyak hal yang masih saya belum ketahui tentang bangunan peninggalan Belanda ini, sebab di lokasi itu masih minim media informasi yang dapat di akses oleh pengunjung, padahal banyak pengujung yang ingin mengetahui lebih banyak cerita, dan filosofi tentang mercusuar peninggalan kolonial ini.
Yang tak kalah serunya, ada satu kisah kemarin yang membuat saya malu terhadap diri saya sendiri. Pada waktu itu setelah saya turun dari mercusuar karena sudah tidak kuat, maklum saya takut akan ketinggian. Pada pas itu saya ketemu dengan ibu-ibu yang dengan tiba-tiba bertanya kepada saya “ dari mana dek ?“ saya jawab saja meski saya sedikit kaget “dari pamekasan bu”, lantas ibu-ibu tadi hanya menjawab “ ohh”. saya tanya balik ibutadi “ ibu sendiri dari mana? “ ibu itu menjawab “saya dari surabaya dek , saya sudah ketujuh kalinya kesini” setelah itu ibu tadi langsung beranjak pergi. Mendengar jawaban ibu tadi saya terkejut dan muncul rasa malu di hati saya. Saya orang madura tapi saya baru pertamakalinya datang kesini. Kata-kata ibu tadi menjadi motivasi bagi saya agar saya lebih mencintai dan menghargai wisata-wisata yang ada di Madura.
Cerita diatas semoga dapat menginspirasi dan menyadarkan kembali para pembaca, bahwa madura itu kaya, Kaya akan Budaya, Filosofi, Wisata, Dll.

0 komentar:

Posting Komentar

 
D